Senin, 09 Maret 2015

A.  Pendahuluan
Pada abad ke-11 berdirilah sebuah dinasti yang didirikan oleh suku Guzz yang bernama Dinasti Saljuk. Saljuk adalah nama keluarga keturunan Saljuk bin Duqaq dari suku bangsa Guzz, Turki yang mana dinasti ini bisa mengusai Asia Barat Daya. Wilayah kekuasaan mereka cukup luas, menandakan awal kekuasaan suku bangsa Turki di kawasa Timur Tengah.
Masa kejayaan Dinasti ini adalah saat dipimpin oleh Tughril Beg, Alp Arslan, dan Maliksyah. Dimasa mereka dinasti Saljuk dibagi menjadi lima cabang yaitu Saljuk Iran, Saljuk Irak, Saljuk Kirma, Saljuk Asia kecil, dan Saljuk Suriah.
Nizam al-Mulk merupakan wazir yang terkenal pada masa kepemimpinan Alp Arslan dan Maliksyah. Kejayaan-kejayaan yang dicapai Bani Saljuk itu juga tidak terlepas atas sumbangsi kebijakan-kebijakan Nizam al-Mulk dalam pemerintahan. Bukan masalah ekspansi wilayah, tapi dengan keahliannya sebagai administrator yang mengolah ekonomi, politik, ilmu pengetahuan, pembangunan menjadi berkembang dan maju dengan keahlihannya demi kesejahteraan rakyat. Tidak bisa di elakkan lagi bawah semasa Nizam al-Mulk menjadi wazir Bani Saljuk, segala aktivitas pemerintahan sangat stabil.
Inilah yang harus dperhatikan bagi para sejarawan, bahwa majunya peradaban Islam tidak hanya disebabkan oleh faktor pemimpin saja, tapi para bawahan pun ikut andil dalam kemajuan peradaban Islam. Malah yang menjadi respon pesatnya peradaban itu disebabkan oleh para kaki tangan para penguasa, meskipun memang pemimpin juga menjadi tombak lahirnya suatu peradaban. Dalam makalah ini saya akan sedikit mengulas biografi Nizam al-Mulk yang sukses memberikan kontribusi akan majunya peradaban Islam di masa Bani Saljuk.






B.  Biografi Nizam Al-Mulk
Beliau lahir tahun 1018 M/ 408 H di Radkan, Tus. Ayahnya adalah seorang pegawai pemerintahan Gaznawi di Tus.[1] Banyak yang menyebut bahwa, Nizam al-Mulk adalah sosok yang taat beragama yang dermawan serta ahli administrasi yang mashur. Beliau juga memiliki pribadi yang suka menyantuni fakir miskin.
Kepribadian beliau sangatlah luar biasa baiknya. Dikisahkan dalam al-kamilfi at-Tarikh dijelaskan bahwa Nizam al-Mulk termasuk penguasa muslim yang dermawan, alim, adil, dan penyayang, suka menjamu para fakirin dan rang papa. Sebuah pendapat mengatakan, “Nizham selalu dalam keadaan mempunyai wudhu, selama mempunyai wudhu dia selalu melakukan shalat sunnah, senantiasa berpuasa hari Senin dan Kamis.[2] Ini menunjukkan bahwa Nizam al-Mulk memang pantas menjadi seorang wazir yang mengatur pemerintahan Bani Saljuk dengan perangainya yang begitu baik ia mempu memajukan peradaban Islam.
C.  Pemerintahan Nizam al-Mulk
NIzam al-Mulk adalah seorang wazir Persia, Wazir Saljuk, dan ahli administrasi yang sangat terkenal. Dia tumbuh dan belajar ilmu Nahwu, menulis dan membuat syair. Dia mengabdi di Ghaznah dan seiring dengan berubahnya zaman, dia diangkat menjadi menteri pada masa pemerintahan Sultan Alp Arsalan dan putranya Malik Syah. Dia mengatur jalannya pemerintahan Malik Syah dengan sebaik mungkin.
Kedudukannya sebagai wazir sangat mashur, karena dia suka menyebarkan keadilan, mengendalikan keamanan, membangun madrasah, mesjid, dan saran perhubungan. Pada masa Alp Arslan dan Maliksyah, dialah yang aktif sebagai penguasa. Tidak ada orang yang menjadi mulia atau terhina kecuali dengan perintahnya. Sehingga banyak sahabatnya yang mengatakan bahwa dia mirip dengan wazir Barmaki pada dinasti Abbasuyah I.[3]
Berikut ini bebrapa Kebijakan-kebijakan Nizam al-Mulk dalam pemerintahan Bani Saljuk antara lain:
1.      Dalam masalah ekonomi, Nizam al-Mulk bersikap bijaksana dengan menghapuskan pajak yang tidak dikenai sanksi syariat.
2.      Dalam pembangunan, Nizam al-Mulk memprakarsai perluasan Masjidil Haram di kota Makkah serta meningkatkan fasilitas perlengkapan bagi para jama’ah haji.
3.      Dalam pendidikan, Nizam al-Mulk mendirikan madrasah Nizamiyah pada tahun 1067 di Baghdad. Kurikulumnya berpusat pada al-Qur’an, tarikh nabi serta sastra Arab dan ilmu hitung. Namun, karena Madrasah Nizamiyah cenderung menggunakan Fiqih Syafi’I, maka pelajaran ilmu fiqih menjadi prioritas utama. Kemudian seiring dengan perkembangan waktu dan pengaruhnya yang cukup besar, Nizam al-Mulk mengekspansikan madrasah ini ke berbagai penjuru kota seperti Mosul, Basra, Tibristan, dan Balkh. Madrasah ini yang telah menjadi cikal bakal bagi lehirnya tokoh-tokoh Islam dunia sperti Imam al-Ghazali, al-Tabari, dan al-Juwaini.
Dari semua kebijakan yang beliau lakukan selama ia menjadi wazir Bani Saljuk dan kepribadiannya yang mulia, Nizam al-Mulk banyak dikunjungi oleh para ulama serta kalangan muslimin yang menyukai perangai baik dari Nizam al-Mulk.
D.  Hubungan Nizam al-Mulk dengan Malik Syah
Pada masa Bani Saljuk yang dipimpin oleh Malik Syah dan wazirnya Nizam al-Mulk, banyak melakukan ekspansi wilayah. Untuk menjaga apa yang diwariska para pendahulunya, Malik Syah dengan panduan dari Nizam al-Mulk berambisi untuk menguasai seluruh wilayah Islam. Di samping itu ia berusaha untuk memperkuat armada militer dan kalau perlu dengan menambah jumlah kekuatan mereka.[4] Dari semua usaha itu Malik Syah dan wazirnya Nizam al-Mulk mampu menguasai wilayah-wilayah seperti: Kirman, Syria, Rum, Asia kecil. Ini menunjukkan bahwa Nizam al-Mulk tidak hanya ahli dalam administrasi saja, tapi juga ahli dalam memberikan nasehat strategi perang.
Penaklukan Malik syah berlanjut pada wilayah sekitarnya. Ia memimpin ekspedisi militer sendiri tanpa bantuan Nizam al-Mulk untuk menaklukkan bekas wilayah kekuasaan Romawi, Transoksania, Bukhara, dan Samarkand. Dari sini kerja sama antara Nizam al-Mulk dengan Malik Syah akhirnya membawa kebencian bagi mereka yang tidak menyukai kedekatan mereka.
Memburuknya hubungan mereka di akhir persahabatan disebabkan oleh beberapa hal. Pertama, Nizam al-Mulk sering kali mempekerjakan anaknya, kerabatnya, dan para pengikutnya di Madrasah Nizamiyah dalam urusan pemerintahan, selain itu beliau juga memberikan wewenang kepada mereka terlalu besar, sehingga menimbulkan kemarahan Malik Syah. Kedua, terdapat persaingan antara Nizam al-Mulk dengan Turkan Khatun, istri Sultan Malik Syah, yang mana Turkan seringkali mencampuri urusan antara sultan dengan wazirnya. Selain itu , dengan sembunyi-bunyi, ia menunjukan kebenciannya kepada Nizam al-Mulk dengan menominasikan putranya Mahmud yang masih anak-anak untuk menjadi putra mahkota, sedangkan Nizam al-Mulk menominasikan Barqyaruk, outra tertua ke tahta kekuasaan. Ketiga, Nizam al-Mulk dikelilingi anyak orang yang iri kepada kepribandiannya.[5] Inilah yang menyebabkan sampai Nizam al-Mulk dibunuh.
E.   Akhir Kepemimpinan Wazir Nizam al-Mulk
Nizam al-Mulk wafat di Sihna pada tahun 1092, akibat pembunuhan kelompok Hasyasyin.[6] Diawali oleh seorang pengikut Bathiniyah yang berpenampilan sebagai seorang sufi mendatanginya. Dia menceritakan sebuah cerita dan Nizham mendengarkannya. Tiba-tiba orang tersebut menikam Nizam dengan sebilah pisau tepat di jantungnya, kemudian dia kabur. Seketika itu Nizam al-Mulk wafat dalam keadaan puasa pada bulan Ramadhan. Mengetahui bahwa wazirnya yang terkenal dengan kebaikannya itu telah dibunuh, ini membuat orang-orang saat itu merasa kehilangan dan ingin mencari si pembunuh Nizam itu. Kata terakhir yang terucap dari mulut Nizham adalah, “Jangan kalian bunuh pembunuhku. Aku telah memaafkannya. Tiada Tuhan selain Allah.[7] Dari kaliamat yang terucap dari bibir Nizam Al-Mulk itu tidak mengurungkan niat orang-orang yang sangat cinta akan beliau, demi kecintaannya itu mereka menangkap dan membunuh pembunuh Nizham itu pada tahun 485 H di dekat Nuhawand.
Sebelum Nizam al-Mulk wafat, beliau merilis bukunya yang berjudul Siyaset Name (Siasat Pemerintahan) tahun 1091. Dalam buku ini termuat tugas pemerintahan dalam menjaga stabilitas kerajaan serta menjaga keutuhan masyarakat dari pecah belah.
Nizam al-Mulk merupakan pejabat yang bijaksana dan patut diteladani. Pada masanya peradaban Islam mencapai puncak kejayaan, penggabungan antara kebudayaan Arab dan Persia berhasil dilakukannya. Ibnu Aqil berkata, “Sejarah Nizham telah membuka akal pikiran dengan kebaikan, kemuliaan dan keadilannya.[8] Dia telah menghidupkan panji-panji agama. Hari-harinya dipenuhi dengan orang yang suka ilmu. Dia wafat sebagai raja di dunia dan di akhirat.

















F.   Penutup
1.      Kesimpulan
Dia adalah seorang menteri terkemuka, Nizham Al Mulk, Qiwam Ad-Din, Abu Ali Al Hasan bin Ali bin Ishaq Ath-Thusi. Dia adalah orang yang cerdas, penguasa, pakar, religi, terhormat, dan pemimpin majlis ulama qira‘ah dan ulama fikih. Sebuah pendapat mengatakan bahwa dia bersedekah sebanyak seratus dinar setiap hari.
Dia membangun sekolah terkenal di Baghdad, Naisabur, dan Thus. Dia sangat menjunjung tinggi ilmu. Dia sangat dekat dengan para siswa, mengimlakkan (mendiktekan) hadits dan mempunyai reputasi luar biasa. Dan beliau wafat sebagai raja di dunia dan di akhirat. Semoga Allah merahmatinya.


















DAFTAR PUSTAKA
Hasan, Abdillah. Seratus Tokoh-Tokoh Mashur Dunia Islam. Surabaya: Jawara. 2004.
Amin, Husayn. Seratus Tokoh Dalam Islam. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 1999.
Syafiq, Mughni. Sejarah Kebudayaan Islam Di Kawasan Turki. Jakarta: Logos
Wacana Ilmu. 1997.
Siyar alam an-nubala. Biografi Nizam al-Mulk. [online]. Tersedia: http//www. 
            pustakaazzam.com. 18 Desember 2013.








[1] Abdillah F. Tokoh-Tokoh mashur di Dunia Islam. Surabaya: Jawara. 191.
[2] Siyar alam an nubula. Biografi Nizam al-Mulk. [online]. Tersedia: http//www.pustakaazam com.
[3] Husayn A. seratus Tokoh Dalam Islam. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 171.
[4] Syafiq A. Sejarah Kebudayaan Islam Di Kawasan Turki. Jakarta: Logos Wacana Ilmu. 22.
[5] Ibid., 23.
[6] Abdillah. Tokoh-Tokoh Mashur. Surabaya: Jawara. 192.
[7] Siyar alam an nubula. Biografi Nizam al-Mulk. [online]. Tersedia: http//www.pustakaazam com.
[8] Siyar alam an nubula. Biografi Nizam al-Mulk. [online]. Tersedia: http//www.pustakaazam com.

1 komentar:

  1. Do you make money from winning poker? | WorkTomakeMoney
    What septcasino is the maximum win for poker? — There is a 100% winning poker table by winning all of your bets. How งานออนไลน์ many bets choegocasino is a poker bet made? How

    BalasHapus